Mungkinkah Tren NFT di Indonesia Akan seperti Batu Akik dan Tanaman Hias ?

Batu Akik - Aset non-fungible token (NFT) kini tengah naik daun dan belakangan menjadi perbincangan di Indonesia. Hal ini tak lepas dari kehadiran sejumlah foto selfie "Ghozali Everyday" yang mendadak viral di internet.

NFT merupakan aset digital, baik itu teks, gambar, video, dan lain sebagainya yang memungkinkan pemilik atau kolektornya tercatat secara mutlak di dalam sistem blockchain. Dengan begitu, pengguna seakan memiliki barang unik apabila memiliki aset NFT.

Nah, efek Ghozali, alias "Ghozali Effect" tadi tampaknya membuat tren NFT semakin digandrungi masyarakat Tanah Air, salah satunya dengan menjual beragam foto melalui salah satu platform NFT populer yang ada di dunia maya, OpenSea.

Tak sedikit pula orang yang mulai mengoleksi aset-aset NFT yang terpampang di platform tersebut, salah satunya adalah membeli foto selfie Ghozali tadi.

Tren NFT ini pun tampaknya tak akan memudar dalam waktu dekat. Setidaknya begitu menurut Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) & COO Tokocrypto, Teguh Kurniawan Harmanda.

Dia bahkan mengatakan tren NFT, baik itu menjual maupun mengoleksi, tidak akan mudah padam begitu saja seperti aneka tren yang ada di Indonesia selama beberapa tahun belakangan, sebut saja seperti koleksi tanaman hias hingga batu akik.

Koleksi batu akik diketahui sempat digandrungi masyarakat pada tahun 2015, namun mulai meredup beberapa tahun kemudian. Tren koleksi tanaman hias juga muncul sejak pandemi menyerang, namun tampaknya kini masih digandrungi masyarakat.

"Saya yakin NFT ini akan terus tumbuh baik secara global maupun di Indonesia sendiri. Ghozali Effect bisa menarik orang semakin banyak terjun ke NFT. Efeknya saya rasa tidak sesaat seperti fenomena maraknya koleksi tanaman hias atau batu akik," tutur Teguh kepada KompasTekno.

NFT akan terus berkembang

Teguh menambahkan, NFT sendiri bakal terus berkembang dalam beberapa waktu ke depan. Meski masih baru, ia menyebut banyak potensi yang bisa diciptakan oleh NFT di kemudian hari.

Selain itu, koleksi barang digital melalui NFT juga bisa menambah manfaat dan mendorong ekonomi kreatif dan digital di Tanah Air.

Belum lagi, tren implementasi dunia virtual, alias metaverse, lanjut Teguh, juga bakal berkesinambungan dengan maraknya kepemilikan aset digital macam NFT.

"NFT menjadi kunci dari dunia virtual. Sebab, NFT banyak digunakan sebagai utilitas di dunia metaverse, misalnya bisa dijadikan hadiah saat bermain game dengan konsep play-to-earn. Ini juga peluang baru yang sedang tren," jelas Teguh.

Ia lantas menghubungkan use case NFT ini untuk surat kepemilikan tanah. Jika sertifikat tanah dijadikan NFT, maka persoalan tanah disebut mudah terselesaikan.

Sebab, pemilik aslinya sudah tercatat dengan mutlak dan bisa dicek dengan mudah melalui sistem blockchain.

"Blockchain bisa menjadikan NFT bukan sekedar seni, namun lebih kepada bukti kepemilikan terhadap suatu aset virtual yang tercatat secara 'immutable' dalam jaringan blockchain," kata Teguh.

"Permasalahan surat tanah, dapat terselesaikan jika semua tercatat dalam jaringan blockchain serta seluruh dokumen tercatat sebagai NFT," pungkas Teguh.

Posting Komentar untuk "Mungkinkah Tren NFT di Indonesia Akan seperti Batu Akik dan Tanaman Hias ?"